Saturday, November 13, 2010

diammu adalah matiku, tapi bahagiamu

diammu, matiku tapi bahagiamu

aku menghargai ketika engkau lebih memilih Dunia dengan pesonanya yang tibatiba, aku memahami jika di depan Sana menurutmu sudah pasti terang ketika berjalan dengannya. dan, aku juga Tidak menyesali jika aku hanya mampu mencintaimu dengan sangat sederhana

sesederhana cinta langit pada bumi di pagi hari. sesederhana cinta mentari pada semesta ini. sesederhana cinta tangis sang bayi mungil ketika haus di malam hari. sesederhana cinta rumput teki pada kaki, tidak mengaduh ketika engkau injak diamdiam. hanya pesanku, jangan engkau cabut. kerna akarnya menghubung ke bumi juga langit.


november pagi
anto hprastyo
amlapura - bali

No comments:

Post a Comment